MAKALAH TENTANG FAKTOR – FAKTOR PENYAKIT
AKIBAT KERJA
Disusun oleh :
Kelompok 2
Anggito Fauzi A
Arya Subandari
Desya Rizky R
Gunawan Saputra
Istiqomah A
M.Afuw R
M.Hafiz
Tia Nurmasari
Kelas X TAV 2
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan
tugas ini.
Dalam pembuatan
tugas ini, banyak kesulitan yang saya alami terutama disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan dan sumber-sumber info yang masih terbilang terbatas. Namun berkat
bimbingan dan bantuan dari semua pihak akhirnya tugas ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini, khususnya para
rekan-rekan.Terimakasih juga tak lupa saya haturkan kepada Bapak Guru Mata Pelajaran
Teknik Kerja Bengkel yang telah memberikan saya tugas ini. Semoga tugas ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tak ada gading
yang tak retak. Begitu pula dengan tugas yang saya buat ini yang masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya memohon maaf apabila ada kekurangan
ataupun kesalahan.Kritik dan saran sangat diharapkan agar tugas ini menjadi
lebih baik serta berdaya guna dimasa
yang akan datang.
Kelompok
2 Kelas XTAV2
Daftar Isi
Ø Kata Pengantar………………………………………………………….
2
Ø Daftar Isi…………………………………………………………………..3
Ø Bab 1
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang…………………………………………………...4
1.2
Ruang lingkup penelitian…………..…………………..…...4
1.3
Tujuan……………………………………………………………….4
Ø Bab 2
Isi
A.
Faktor Fisik………………………………………………………..5
B.
Faktor Kimia………………………………………………………6
C.
Faktor Faal……………………………………………….………..8
D.
Faktor Psikologis…………………………………………………8
E.
Faktor Biologis /hayati…………………………………………9
Ø Bab 3
Penutup…………………………………………………………………….12
Bab 1
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Penyakit akibat kerja
adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat
dengan pekerjaan ,pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab ,harus ada
hubungan sebab akibat antara peroses penyakit dan hazard di tempat kerja.
1.2
Ruang lingkup penelitian
Penelitian ini akan
mencakup tentang berbagai faktor penyakit akibat kerja yang berkaitan dengan
faktor
1.3
Tujuan
·
Memenuhi tugas yang
diberikan oleh bapak Arief budi hermawan selaku guru yang mengajar teknik
perbengkelan
·
Membantu siapapun untuk
lebih mengenal tentang “ FAKTOR –FAKTOR PENYAKIT AKIBAT KERJA “
Bab 2
Isi
Penyakit akibat kerja umumnya berkaitan dengan faktor biologis
(kuman patogen yang berasal umumnya dari pasien); faktor kimia (pemaparan dalam
dosis kecil namun terus menerus seperti antiseptik pada kulit, zat
kimia/solvent yang menyebabkan kerusakan hati; faktor ergonomi (cara duduk
salah, cara mengangkat pasien salah); faktor fisik dalam dosis kecil yang terus
menerus (panas pada kulit, tegangan tinggi, radiasi dll.); faktor psikologis
(ketegangan di kamar penerimaan pasien, gawat darurat, karantina dll.)
A. Faktor Fisik
Faktor fisik yang dapat menimbulkan masalah kesehatan
kerja meliputi :
v Kebisingan, getaran akibat mesin dapat menyebabkan stress
dan ketulian
v Pencahayaan yang kurang di ruang kamar pemeriksaan,
laboratorium, ruang perawatan dan kantor administrasi dapat menyebabkan
gangguan penglihatan dan kecelakaan kerja.
v Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja
v Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungan sekitar.
v Terkena radiasi Khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya
teknologi pemeriksaan, penggunaannya meningkat sangat tajam dan jika tidak
dikontrol dapat membahayakan petugas yang menangani.
Pencegahan :
·
Pengendalian cahaya di
ruang laboratorium.
·
Pengaturan ventilasi dan
penyediaan air minum yang cukup memadai.
·
Menurunkan getaran
dengan bantalan anti vibrasi
·
Pengaturan jadwal kerja
yang sesuai.
·
Pelindung mata untuk
sinar laser
·
Filter untuk mikroskop
B. Faktor Kimia
Petugas yang sering kali kontak
dengan bahan kimia dan obat-obatan seperti antibiotika, demikian pula dengan
solvent yang banyak digunakan dalam komponen antiseptik, desinfektan dikenal sebagai
zat yang paling karsinogen. Semua bahan cepat atau lambat ini dapat memberi
dampak negatif terhadap kesehatan mereka. Gangguan kesehatan yang paling sering
adalah dermatosis kontak akibat kerja yang pada umumnya
disebabkan oleh iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit
saja oleh karena alergi (keton). Bahan toksik ( trichloroethane,
tetrachloromethane) jika tertelan, trhirup atau terserap melalui kulit dapat
menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan kematian. Bahan korosif (asam dan
basa) akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang irreversible pada daerah yang
terpapar.
Pencegahan :
·
Material safety data
sheet? (MSDS) dari seluruh bahan kimia yang ada untuk diketahui oleh seluruh
petugas laboratorium.
·
Menggunakan karet isap
(rubber bulb) atau alat vakum untuk mencegah tertelannyabahan kimia dan
terhirupnya aerosol.
·
Menggunakan alat
pelindung diri (pelindung mata, sarung tangan, celemek, jas laboratorium)
dengan benar.
·
Hindari penggunaan lensa
kontak, karena dapat melekat antara mata dan lensa.
·
Menggunakan alat
pelindung pernafasan dengan benar.
C. Faktor Faal :
– Cara kerja, sikap badan yang
tidak serasi dengan Pekerjaannya, menyebabkan keluhan-keluhan pada bagian
badan.
– Kekurangan pada konstruksi /
pemasangan instalasi dan peralatan, menimbulkan kelelahan.
– Kerja berdiri terus- menerus,
menyebabkan Varises pada tungkai, Plavoet pada kaki.
D. Faktor Psikologis
Beberapa contoh faktor psikologis yang dapat menyebabkan stress :
v Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan menyangkut
hidup mati seseorang. Untuk itu pekerja di laboratorium kesehatan di tuntut
untuk memberikan pelayanan yang tepat dan cepat disertai dengan kewibawaan dan
keramahan-tamahan
v Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat monoton.
v Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan
bawahan atau sesama teman kerja.
v Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di
sektor formal ataupun informal
E. Faktor Biologis /hayati
Lingkungan kerja pada Pelayanan
Kesehatan favorable bagi berkembang biaknya strain kuman yang resisten,
terutama kuman-kuman pyogenic, colli, bacilli dan staphylococci, yang bersumber
dari pasien, benda-benda yang terkontaminasi dan udara. Virus yang menyebar
melalui kontak dengan darah dan sekreta (misalnya HIV dan Hep. B) dapat
menginfeksi pekerja hanya akibat kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya karena
tergores atau tertusuk jarum yang terkontaminasi virus.
Angka kejadian infeksi
nosokomial di unit Pelayanan Kesehatan cukup tinggi. Secara teoritis
kemungkinan kontaminasi pekerja LAK sangat besar, sebagai contoh dokter di RS
mempunyai risiko terkena infeksi 2 sampai 3 kali lebih besar dari pada dokter
yang praktek pribadi atau swasta, dan bagi petugas Kebersihan menangani limbah
yang infeksius senantiasa kontak dengan bahan yang tercemar kuman patogen, debu
beracun mempunyai peluang terkena infeksi
Pencegahan :
·
Seluruh pekerja harus
mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan, epidemilogi dan desinfeksi.
·
Sebelum bekerja
dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan dalam keadaan sehat badani,
punya cukup kekebalan alami untuk bekrja dengan bahan infeksius, dan dilakukan
imunisasi.
·
Melakukan pekerjaan
laboratorium dengan praktek yang benar (Good Laboratory Practice)
·
Menggunakan desinfektan
yang sesuai dan cara penggunaan yang benar.
·
Sterilisasi dan
desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan infeksius dan spesimen secara
benar
·
Pengelolaan limbah
infeksius dengan benar
·
Menggunakan kabinet
keamanan biologis yang sesuai.
·
Kebersihan diri dari
petugas.
Bab 3 Penutup
Demikianlah yang dapat
kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya
banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya
rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini Penulis
banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus pada penulis. Aamiin